Chat Box

3/25/11

Linux Chronicles : Pro dan Kontra



Linux merupakan sistem operasi yang menurut saya sangat cool, handal dan sangat menantang.  Pada saat ini sudah banyak orang yang menggunakan Linux. Mulai dari pengguna rumahan, warnet, perusahaan, komputer server sampai super komputer pun ada yang menggunakan Linux. Saya termasuk salah satu pengguna Linux walaupun masih dual boot dengan Wind*ws. Saya mulai coba-coba Linux kalau tidak salah tahun 2007 atau 2008an. Pada saat itu saya meminjam CD Distro Mandrake 9.x dari teman saya. Lalu saya coba juga distro Suse juga dengan meminjam CD dari teman yang sama. Tidak sampai situ petualangan saya saya mulai menjajal distro-distro Live CD (Distro yang dapat digunakan tanpa perlu install ke Harddisk, cukup dari CDnya saja) seperti, backtrack 2.0 (dapat dari buku ), backtrack 3 , Slax 6, Backtrack 4 (download) dan Ubuntu 10.04 (Bonus dari majalah) sampai sekarang tetapi diselingi dengan Live CD LFS 6.3.  Tidak hanya itu, saya juga menimbun beberapa iso (image CD/DVD) distro – distro Linux di Harddisk saya seperti BlankOn (distro buatan Indonesia), TRK, Goblinx, dan distro Slax versi saya. Lalu mengapa saya begitu niat dengan Linux sampai – sampai gonta – ganti distro dan ngumpulin iso nya ?. Ini karena Linux memiliki beberapa keunggulan selain yang sudah saya sebutkan diatas. Berikut ini beberapa keunggulan Linux yang saya ambil dari beberapa referensi.

Pertama, Linux merupakan sistem operasi bebas.
Karena berlisensi GPL, Linux merupakan sistem operasi yang open source, sehingga kita dapat memodifikasinya sesuai keinginan. Selain hampir semua distro – distro Linux adalah gratis. Dapat di unduh dari situs resmi distro tersebut, bisa copy dari teman, dapat dari majalah yang menyertakan bonus Linux bahkan beberapa buku yang membahas tentang Linux menyertakan Distro Linux. Selain itu akibat dari Linux yang open source itu, program – program yang berjalan di Linux juga didominasi program open source. Dan lagi – lagi program tersebut kebanyakan gratis. Namun jangan sangka program yang gratis itu program yang kacangan. Banyak tiruan program canggih yang berjalan di Wind*ws hadir di Linux, contohnya kalau di Wind*ws ada Adobe Photoshop, di Linux ada Gimp yang kehandalannya tidak diragukan lagi, ada juga Program yang sejenis dengan Corel Draw yaitu Inkscape, dan kita juga tidak perlu menggunakan 3DS Max karena di Linux ada yang namanya Blender. Untuk urusan perkantoran, di Linux ada OpenOffice yang menurut saya tidak memiliki banyak perbedaan dengan produk Micros**t (tulisan ini juga dibuat dengan OpenOffice). Semua program Linux yang saya sebutkan adalah gratis sehingga kita tidak perlu mengeluarkan uang berjuta – juta rupiah untuk mendapatkan program sejenis yang original dan tidak perlu juga membeli atau meminjam program bajakan tersebut.

Kedua, Linux sangat portabel.
Maksudnya, Linux dapat berjalan di berbagai jenis Processor atau mesin. Kernel Linux bisa berjalan di Handphone, di Playstation, PSP, Jam tangan digital, Smartphone, PDA, Tablet PC dan masih banyak lagi.

Ketiga, Linux = Aman
Selama mencoba beberapa Distro Linux, kesan saya adalah Linux aman. Sampai saat ini saya belum mendengar virus yang menyerang Linux. Mungkin karena Linux memiliki desain yang cukup tangguh dari bahaya virus atau memang sulit bagi virus untuk berkembang di lingkungan Linux. Sebagai tambahan, karena Linux dikembangkan oleh komunitas, jadi bila ada kecacatan pada suatu system Linux akan segera di perbaiki oleh mereka yang mendukung Linux. Jadi setiap orang dapat berkontribusi dalam melaporkan dan memperbaiki serta menyelesaikan masalah dengan bersama – sama.

Keempat, Kecepatannya.

Linux masih bisa ngebut walaupun di Install di PC tua seperti, Pentium I , II. Uniknya selain cepat, Linux juga tidak memerlukan restart jika kita selesai menginstall program atau driver. Ini dikarenakan kernel Linux selalu mengupdate systemnya. Ini akan mengehemat waktu kita walaupun dengan komputer yang ketinggalan jaman.

Kelima, Banyak Rasa.
Ini yang membuat saya senang menjelajahi Linux, banyaknya Distro dengan ciri khasnya masing-masing membuat saya ingin mengeksplorasi Linux ini. Selain itu dengan banyaknya distro kita dapat memilih distro sesuai kebutuhan, misalnya untuk keperluan rumahan atau sehari-hari (mengetik, dengar lagu, main game, browsing, chatting,dll) kita dapat menggunakan distro seperti Ubuntu, Debian, Fedora, BlankOn. Untuk server atau komputer router, kita dapat pilih CentOS, Clear OS, RHEL (ini tidak gratis) dll. Masih banyak lagi pilihan-pilihan yang tidak akan saya ungkap disini.


Bukan berarti Linux merupakan sistem operasi yang sempurna. Tetap saja Linux memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan – kelemahannya adalah sebagai berikut.

Pertama, tampilan (GUI) yang kurang bersahabat,
Ini wajar karena masih banyak dari  yang dibesarkan dilingkungan Wind*ws. Pada saat saya pertama kali kenal komputer, saya hanya tahu Wind*ws yang cukup indah menurut saya waktu itu. Seandainya kita diajarkan Linux sejak kenal komputer mungkin masalah GUI tersebut tidak menjadi masalah.

Kedua, sedikit sekali game di Linux.
Ini masalah bagi gamer, masih sedikit pengembang game yang mau membuat game mereka di Linux. Ini mungkin karena mereka tidak ingin source code gamenya terpublikasi. Tetapi hal ini bisa ditutup oleh adanya program Wine di Linux. Program ini dapat membuat program yang tadinya hanya dapat berjalan di Wind*ws bisa berjalan juga di Linux. Namun performanya tidak selalu sama seperti yang berjalan di Wind*ws.


Saya kira itulah Pro dan Kontra Linux yang dapat saya tulis disini. Semoga bermanfaat dan membuat Kalian ingin mencoba Linux juga. Maju terus Open Source Movement !!!



dari berbagai sumber dengan ditemani 1,5 Album Greenday.

Sampai Jumpa...

3/6/11

Linux Chronicles : Behind The Scene


Ada diantara kalian yang kenal sama Linux?. Yang sudah kenal atau minimal pernah dengar pasti ngangguk-ngangguk kepala. Tapi bagi yang belum, baca paragraf ini sampai habis. Kebanyakan orang yang belum lama menggunakan komputer hanya tahu kalau sistem operasi (OS) hanya Wind*ws saja. Sekarang saatnya berkenalan dengan Linux. Linux merupakan sistem operasi yang open source dan dikembangkan oleh komunitas. Linux merupakan clone atau tiruan dari OS UNIX yang sangat handal. Apa itu UNIX ? Untuk dapat mengerti UNIX , kita perlu mengetahui sejarah dari UNIX itu sendiri.

Mari kita kembali ke akhir tahun 60an. Pada waktu itu komputer merupakan sebuah mesin yang sangat besar ukurannya, sangat membutuhkan banyak suplai listrik dan sangat berat. Bayangkan sebuah komputer berukuran satu rumah tipe 36 dan memiliki berat belasan sampai beberapa puluh ton. Selain itu untuk menghidupkan komputer diperlukan daya yang besarnya cukup untuk kehidupan orang sekampung. Hal – hal di atas mengakibatkan biaya pembuatan dan operasional sebuah komputer cukup besar. Dan ternyata, komputer yang luar biasa besar – besar itu tidak cuma satu jenis. Banyak tipe – tipe komputer yang tersedia dengan tujuan penggunaan yang berbeda pula. Yang membuat semakin repotnya penggunaan komputer pada waktu itu adalah masalah sistem operasi. Karena komputer pada waktu itu memiliki bermacam-macam “merek” dan tujuan penggunaan berbeda maka setiap komputer harus memiliki sistem operasi yang mendukung pekerjaanya. Dan itu membuat dana yang dikeluarkan dalam menggunakan komputer semakin membengkak. Ini dikarenakan sebuah komputer hanya dapat menggunakan satu jenis sistem operasi. Nah, hal menjadi pemicu pengembangan sebuah sistem operasi yang dapat berjalan diberbagai komputer. Dan akhirnya pada tahun 1969 lahirlah UNIX. Sistem operasi ini dikembangkan oleh team dari AT&T Bell Labs.

Setelah beberapa tahun mengalami sejumlah peningkatan dalam UNIX, akhirnya OS ini dapat dugunakan untuk keperluan selain keperluan dari team AT&T itu sendiri. Banyak perusahaan – perusahaan terkenal yang membuat UNIX versi mereka sendiri. Namun untuk melakukannya harus membayar atau membeli lisensi. Hal ini tidak masalah bagi perusahaan besar. Tapi menjadi masalah bagi mereka yang mempunyai dana terbatas dan ingin merancang sendiri sistem operasinya. Hal ini kemudian mendorong Richard Stallman untuk mendirikan Free Software Foundation (FSF). Stallman merupakan orang yang sangat tidak menyukai software yang tidak menyertakan kode sumber (source code) dari program tersebut. Kode sumber itu sendiri merupakan software yang belum jadi atau belum bisa digunakan. Jadi agar suatu software dapat digunakan, kode sumber ini harus di kompilasi. Dalam sistem operasi Wind*ws hasil dari kompilasi kode sumber adalah program yang dapat dikenal sebagai file yang berekstensi .exe, misalnya winamp.exe. Dengan disertainya kode sumber, suatu software dapat berkembang dan menjadi lebih baik karena bisa dimodifikasi oleh siapapun yang memiliki kode sumber tersebut. Namun banyak pengembang software yang tidak ingin rahasia kehandalan dari programnya diketahui banyak orang sehingga mereka memilih untuk tidak menyertakan kode sumber ini. Dan hal ini lah yang ditentang oleh Stallman.

 UNIX yang merupakan sistem operasi yang tangguh pada saat itu adalah sistem operasi yang tidak Open Source (tidak menyertakan kode sumbernya). Akhirnya Richard Stallman dengan FSF nya melancarkan proyek yang dimanakan GNU yang memilki kepanjangan “GNU's Not Unix”. Tujuan dari proyek ini adalah menciptakan sebuah sistem operasi yang bebas untuk disalin, dibagi-bagikan ke setiap orang dan bebas untuk dimodifikasi oleh siapa pun. Yang terpenting kode sumber dari sistem operasi ini dapat dimodifikasi oleh orang banyak. Namun untuk menjaga agar tidak ada pelanggaran hak cipta karena kebebas yang diberikan, FSF mengeluarkan sebuah lisensi yang dinamakan GPL. Lisensi itu menerangkan bahwa setiap kebebasan yang diberikan seperti bebas meng-copy, memodifikasi dan lain lain berlaku jika program atau software dari hasil modifkasi atau hasil copy-an tersebut tetap disertakan kode sumbernya dan tidak menghilangkan nama pembuat program aslinya. Kemudian gerakan ini dikenal dengan gerakan Open Source. Namun yang harus diperhatikan bebas dalam Open Source ini bukan berarti gratis. Bebas disini berarti bebas untuk merubah kode sumbernya. Tapi jangan khawatir meskipun demikian hanya ada sedikit sofware yang berlisensi GPL yang berbayar. Rata - rata software dibawah naungan proyek GNU bisa diperoleh secara gratis.

 Untuk mendapatkan sistem operasi yang semirip mungkin dengan UNIX tidaklah mudah. Para programmer yang ikut serta dalam proyek GNU ini harus bekerja keras. Dan hasilnya, mereka dapat membuat program – program yang identik di UNIX. Setelah terbentuk program – program yang diperlukan untuk sebuah sistem operasi, GNU memerlukan sebuah kernel yang rela di GPL-kan alias rela untuk dibuka kode sumbernya untuk umum. Sampai tahun 1990 proyek GNU belum mempunyai kernel untuk sistem operasinya. Apa itu kernel? Kernel merupakan inti dari sistem operasi. Kernel menjadi penghubung antara hardware dengan software. Sebuah software tidak akan berguna jika tidak ada kernel. Program – program seperti Corel Draw, Winamp dan game yang anda mainkan “berjalan di atas kernel” . Kembali kemasalah GNU tadi, siapakah yang akhirnya mengisi kekosongan kernel dalam GNU tersebut? Dan jawabanya adalah sebuah kernel yang dinamakan Linux. Bagaimana Linux lahir?. Sudah pasti dengan selamat. Untuk itu kita harus memasuki sejarah Linux.

Pada era awal 1990an, ada seorang mahasiwa yang bernama Linus Torvalds. Hobby Linus adalah mengotak – ngatik komputer. Sebuah hobby yang wajar untuk anak IT. Pada waktu Linus kuliah ada sebuah sistem operasi yang bernama MINIX. Sistem operasi ini merupakan sistem operasi UNIX yang minimalis sehingga dinamakan MINIX (MINimal unIX). Sistem operasi ini dibuat oleh DR.Andrew Tanenbaum. MINIX digunakan oleh Tanembaum untuk mengajarkan mahasiswa mengenai sistem operasi. Dan ternyata Linus tertarik untuk mempelajari sistem operasi tersebut. Tetapi karena MINIX sangat minimalis untuk ukuran sistem operasi sehandal UNIX, Linus merasa tidak puas. Linus kemudian bergabung dengan komunitas MINIX di Internet dan terlibat diskusi – diskusi mengenai MINIX. Selanjutnya Linus yang sedang merancang sistem operasi berdasarkan MINIX, mencoba mencari tahu apa yang diinginkan oleh komunitas dari sistem operasi yang Linus rancang. Bedasarkan umpan balik yang Linus terima dari komunitas, akhirnya Linus menyelesaikan sistem operasi (kernel) yang kemudian dikenal sebagai Linux (Linus's MINIX). Kemudian Linux mendapatkan lisensi GPL dari GNU yang berarti kode sumber kernel Linux dapat diperoleh oleh komunitas. Gabungan antara program – program GNU, program non-GNU dengan kernel Linux menghasilkan sebuah sistem operasi Linux yang kita kenal. Karena terdapat banyak program (terutama GNU) yang dapat digunakan dengan kernel Linux membuat Linux dapat dipaketkan dengan program – program yang berbeda – beda sesuai kebutuhan pengguna. Ada yang ingin Linux khusus Multimedia, ada yang ingin Linux khusus untuk desktop layaknya Wind*ows bahkan ada distro yang sengaja dibuat untuk sebuah negara tertentu misalnya BlankOn yang merupakan distro yang dibuat orang Indonesia. Linux yang dipaketkan secara berbeda-beda ini dinamakan distribusi linux atau akrab disebut distro. Setiap distro memiliki namanya sendiri ada distro Ubuntu, Red Hat, Debian, Slackware dll. Setiap distro memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing. Jadi sebenarnya tidak ada distro yang menggunakan nama Linux saja. Semua distro adalah Linux. Ada juga distro yang merupakan modifikasi dari distro besar yang sudah ada. Contohnya, Ubuntu yang merupakan “anak” dari Debian, ada juga Fedora yang merupakan versi gratis dari Red Hat.  Program – program GNU berkembang dan memperbaharui versi dan kemampuanya. Demikian juga dengan Kernel Linux, yang pada saat tulisan ini dibuat telah mencapai versi 2.6.x.x. Berikut ini merupakan silsilah keluarga Linux dalam bentuk Grafis.
klik untuk perbesar


Demikian pengenalan singkat mengenai Linux. Sebenarnya saya ingin menyelesaikan artikel ini dalam sekali posting. Namun ternyata, akan sangat panjang sekali untuk menuangkan apa yang saya tahu mengenai Linux dalam satu postingan. Dan yang saya tulis baru sejarahnya yang sudah saya ringkas. Namun saya harap bisa melanjutkannya ke part 2 untuk kalian semua.


Dari berbagai sumber dan ditemani oleh lagu dari Michael Jackson.

Sampai Jumpa.