Ini artikel yang saya kirim ke Koran Sindo, dengan keyakinan pasti tembus. Tapi ternyata, alamat emailnya sudah ganti..saya kurang info karena di Purwokerto ga ada Koran Sindo..tapi ga apa-apa yang penting bisa dibaca di sini. hehehehe...
nb:komentar, kritik dan sarannya ditunggu... :P
Sekor pertanian
memegang peranan penting dalam kesejahteraan rakyat. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS), pada semester I tahun 2012, sektor pertanian menyumbang
sekitar 15 % dari keseluruhan Produk Domenstik Bruto (PDB) Indonesia. Sektor
pertanian juga menyerap sekitar 41,2 % dari jumlah keseluruhan tenaga kerja per
Februari 2012. Selain itu, sektor pertanian merupakan salah satu sumber devisa
melalui kegiatan ekspor. Namun, yang terpenting, sektor pertanian merupakan
tulang punggung ketahanan pangan Indonesia.
Kondisi pertanian
Indonesia saat ini sangat miris. Kita masih mengimpor berbagai komoditas
pertanian dari negara lain. Bahkan, untuk komoditas yang di atas kertas bisa
terpenuhi oleh produksi dalam negeri,
seperti beras, kita masih impor. Kegiatan impor berpotensi memperbesar defisit
neraca perdagangan sehingga berdampak pada turunnya pertumbuhan ekonomi
nasional. Selain itu, kesejahteraan rakyat yang sebagian besar berkerja di
sektor pertanian tidak mengalami peningkatan berarti.
Banyak upaya yang
dapat dilakukan untuk memaksimalkan sektor pertanian sebagai kekuatan utama
dalam mencapai kemakmuran bangsa. Untuk meningkatkan produksi dalam negeri
misalnya, Pemerintah bisa membuka lahan pertanian baru dalam jumlah yang besar.
Selain itu, bisa juga dengan memanfaatkan lahan marjinal yang terhampar luas di
Indonesia. Luas lahan marjinal diperkirakan seluas 126 juta hektar, jauh lebih
luas dari lahan pertanian yang sudah ada yaitu sekitar 17,9 juta hektar.
Produksi juga dapat ditingkatkan dengan merekayasa genetika
tanaman. Dengan rekayasa genetika, akan diperoleh varietas yang memiliki
produktivitas yang lebih tinggi dari varietas yang sudah ada sebelumnya. Teknik
budidaya juga berpengaruh pada hasil produksi. Contohnya petani padi yang
menerapkan teknik System of Rice
Intensification (SRI). Dengan metode SRI, produktivitas dapat meningkat 50
%.
Semua itu tidak
akan berarti tanpa perhatian penuh dari Pemerintah. Langkah yang diambil
Pemerintah dapat berupa kebijakan yang melindungi petani dari kerugian,
ketegasan dalam hal perizinan konversi lahan, memberikan bantuan dana
penelitian, memberikan suntikan modal
untuk petani, meningkatkan wawasan petani dan mereklamasi lahan-lahan kritis
Masyarakat juga
diharapkan untuk tidak menggunakan lahan pertanian untuk kepentingan pribadi
atau bisnis semata. Untuk itu diperlukan kesadaran masyarakat akan pentingnya
lahan pertanian.
Jumlah penduduk
Indonesia pada saat ini sekitar 240 juta orang. Produksi gabah kering giling
(GKG) tahun 2012 sekitar 68 juta ton. Angka tersebut diperoleh dari 13,4 juta
hektar luas panen padi dengan produktivitas rata-rata 5,1 ton GKG/ha. Jika
rendemen beras sebesar 65%, maka dihasilkan sekitar 44,8 juta ton beras. Konsumsi
beras per kapita per tahun sebesar 139 kg (BPS, 2010), maka dengan demikian
dalam satu tahun dibutuhkan pasokan beras sebanyak 33,36 juta ton.
Jika setiap tahun laju
pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 1,5 % , luas panen dan produktivitas padi
tetap, konsumsi beras per kapita per tahun tetap, maka dipastikan pada tahun
2050 Indonesia mengalami krisis beras. Itu baru komoditi beras, bagaimana
dengan komoditas lain seperti bawang merah, bawang putih dan kedelai? Itu baru
masalah ketahanan pangan, bagaimana dengan kesejahteraan petani? Padahal
sebagaian besar penduduk miskin di Indonesia berprofesi sebagai buruh tani. Untuk
itu, memajukan sektor pertanian sangat penting. Ini adalah pekerjaan rumah (PR)
kita semua.
No comments:
Post a Comment