selamat membaca :)
Belakangan ini media cetak maupun elektronik banyak yang
memberitakan keberhasilan Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap belasan
orang yang diduga sedang pesta narkoba. Beberapa orang diantaranya adalah public figure yang sudah tidak asing
bagi kita. Terlepas dari keterlibatan mereka dalam pesta tersebut, kita harus
meningkat kewaspadaan karena semakin banyak saja tokoh masyarakat yang
berurusan dengan barang haram tersebut. Narkoba tidak hanya meracuni kehidupan
masyarakat biasa tetapi juga menyebar di kalangan artis, oknum pejabat sampai
oknum penegak hukum. Adanya oknum penegak hukum yang ikut mengedarkan narkoba
membuktikan bahwa narkoba dapat menggelapkan mata seseorang yang seharusnya
paling mengerti akan bahaya narkoba.
Meluasnya penggunaan narkoba ini tentu merupakan masalah
besar bagi negara ini. Narkoba ibarat senjata biologis pemusnah massal yang
sangat efektif. Memusnahkan jiwa tetapi tidak merusak infrastruktur. Itulah
senjata yang paling didambakan dalam kasus-kasus sengketa antar negara yang
bermusuhan. Tetapi saya tidak akan membahas masalah sengketa ataupun invasi
militer, yang ingin saya tekankan adalah narkoba ibarat senjata biologis berupa
virus yang dapat merusak dan menghancurkan sel-sel kebangsaan. Layaknya virus
HIV, narkoba merusak antibodi sehingga seseorang yang terinfeksi virus ini
dapat terserang penyakit dengan mudah.
Antibodi – antibodi yang terdapat dalam tubuh bangsa ini
adalah pemuda – pemuda penerus bangsa yang hidup di negara ini. Mereka adalah
sasaran dari “virus” narkoba. Jika para pemuda sudah dibawah pengaruh “virus”
narkoba ini, penyakit-penyakit kebangsaan akan mudah masuk menghancurkan bangsa
ini. Langkah yang harus kita lakukan adalah membasmi “virus” tersebut dan mencegah
agar “virus” ini tidak masuk ke tubuh bangsa. Untuk membasmi dan mencegah penyebaran
“virus” narkoba diperlukaan suatu langkah nyata yang dapat menghentikan
peredaran barang haram ini. Salah satu contohnya adalah dengan memotong jalur
distribusi narkoba sehingga tidak masuk ke Indonesia. Kemudian diikuti dengan
memberantas mafia – mafia narkoba sampai ke sarang-sarangnya. Langkah-langkah
tersebut belum cukup untuk menghentikan penyebaran “virus” ini.
Narkoba memiliki sesuatu yang membuat seseorang rela
dirusak olehnya. Narkoba menawarkan ilusi yang tidak terbatas bagi pemakainya
sehingga mereka mendapatkan apa yang tidak bisa diraih dalam kenyataan
sesungguhnya. Selain itu keuntungan finansial yang didapat dari bisnis narkoba
ini sangat besar sehingga mereka yang senang mencari jalan pintas memilih berkecimpung
di bisnis haram ini. Kedua hal tersebut yang membuat narkoba tetap eksis dan
sulit diberantas. Jika demikian, apa yang menyebabkan seseorang mau meracuni
diri dengan narkoba dan berani mengambil risiko dengan menjualnya?. Padahal
mereka tahu narkoba dapat merusak badan dan menjualnya merupakan perbuatan yang
melanggar hukum. Jika ditelaah lebih lanjut, sumber permasalahnya adalah kurang
mampunya seseorang untuk berpikir jernih. Untuk mampu berpikir jernih,
seseorang harus memiliki pikiran yang positif. Pikiran yang postif tumbuh dari
pendidikan moral yang mendarah daging. Orang yang bermoral akan selalu
berpegang pada kebenaran dan tidak mudah digoyahkan oleh iming-iming kekayaan.
Pendidikan moral sebaiknya diberikan pada anak sejak
dini. Anak-anak harus diberikan informasi akan bahaya narkoba. Jika pada saat
anak-anak sudah mengetahui bahaya narkoba, nantinya pada saat dewasa mereka
dapat menepis godaan untuk mencoba narkoba. Jadi tindakan yang dilakukan selain
membasmi dan mencegah beredarnya narkoba adalah penanaman pendidikan moral pada
setiap indvidu penerus bangsa. Narkoba merupakan musuh umat manusia. Setiap
orang berperan dalam memeranginya.
No comments:
Post a Comment