Chat Box

2/26/11

UEFA Coefficient : Peringkat Liga – liga di Eropa.



Pada kali ini saya akan menampilkan peringkat – peringkat liga-liga di Eropa berdasarkan UEFA Coefficient. UEFA Coeficient (koefisien UEFA) adalah sebuah sistem pemeringkatan yang menentukan jumlah klub di sebuah liga yang berhak mengikuti Liga Champions dan Liga Eropa. Tetapi jumlah klub yang dialokasikan pada sebuah musim tertentu bukan ditentukan dari peringkat yang disusun pada musim sebelumnya. Misalnya untuk musim liga Champions 2012-2013, peringkat liga yang digunakan bukan berdasarkan peringkat pada akhir musim 2011-2012, melainkan digunakan peringkat musim 2010-2011.

Perhitungannya cukup membuat saya bingung juga. Tetapi saya mencoba menjelaskannya, hanya saja bila terdapat kesalahan tolong dikoreksi. Pada intinya, koefisien merupakan hasil dari penampilan klub – klub yang terlibat dalam Liga Champions dan Liga Eropa (dulu UEFA Cup) selama 5 tahun terakhir. Untuk setiap klub yang menang akan mendapatkan 2 poin dan 1 untuk yang seri. Klub yang menang adu penalty tidak dihitung poinnya. Dalam satu musim Liga Champions dan Liga Eropa,  jumlah poin yang didapatkan oleh klub - klub dari suatu liga dibagi dengan jumlah klub yang ikut serta Liga Champions dan Liga Eropa. Karena yang digunakan adalah hasil 5 tahun terakhir maka hasil kelima tahun terakhir dijumlah ditambah dengan poin bonus. Adapun poin bonus yang diberikan adalah 4 poin untuk klub yang masuk kualifikasi Liga Champions, 5 poin untuk klub yang melaju ke babak kedua Liga Champions, 1 poin untuk klub yang masuk ke perempatfinal, semifinal dan final Liga Champions maupun Liga Eropa.

Untuk liga yang berperingkat 1 – 3 mendapatkan jatah 4 klub Liga Champions dan 4 klub di Liga Eropa.

Liga berperingkat 4-6, 3 Liga Champions(LC) + 3 Liga Eropa(LE).

Liga berperingkat 7-9, 2 LC + 4 LE.

Liga berperingkat 10-15, 2 LC + 3 LE.

Liga berperingkat 16-51, 1 LC + 3 LE.


Peringkat 42 saat ini dihuni oleh Leichesten, negara ini tidak mempunyai Liga, hanya mempunyai Piala Leichesten sebagai kompetisinya. Sehingga wakil dari Leichesten,yaitu juara Piala Leichesten hanya mendapat jatah ke Liga Eropa (1 tiket).

Liga berperingkat 52 dan 53, 1 LC + 2 LE.


Masih belum jelas berapa klub yang lolos otomatis dan berapa klub yang harus mengikuti kualifikasi berdasarkan peringkat di masing  - masing liga. Berikut ini 15 besar peringkat liga yang saya ambil dari sumber beberapa hari sebelum tulisan ini dibuat. Seperti yang sudah saya sebut di atas, bahwa peringkat di bawah ini menetukan kuota LC dan LE untuk musim 2012-2013. Terlepas dari  sudah final atau belumnya peringkat ini saya tidak dapat menjawabnya.

15 besar liga teratas Eropa.

















Sedangkan untuk lamanya sebuah liga memimpin peringkat liga adalah sebagai berikut.






Demikian hal – hal yang bisa saya share disini. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan Anda sekalian.







Sumber : http://en.wikipedia.org/ 
 

2/14/11

10 Besar Klub Terbaik di Abad 20



Setelah sekian lama tidak memposting. Pada kesempatan ini saya akan memposting sebuah artikel yang lagi-lagi tentang peringkat klub dunia. Kalau pada postingan sebelumnya saya menampilkan 20 besar klub dunia sejak tahun 1991 sampai 2010. Kali ini saya menampilkan 10 besar klub terbaik abad 20 di konfederasinya masing – masing. Perhitungan peringkat ini dilakukan oleh IFHHS berdasarkan pertandingan yang di jalani oleh masing – masing klub di berbagai ajang tingkat Konfederasi. Tetapi pertandingan yang dihitung hanya pertandingan yang berlangsung di tahun 2000 kebawah. Jadi kalau ingin mengetahui klub terbaik di abad 21 harus menunggu 100 tahun lagi.

Adapun konfederasi – konfederasi yang masuk dalam perhitungan adalah UEFA dengan kompetisinya yaitu, Liga Champions (1955-2000), Babak grup sebelum putaran final Liga Champions (1992-1994), Piala UEFA (1971-2000), Piala Winners (1961-1999), Fairs Cup (1955-1971), Piala Super Eropa (1973-2000), Piala Eropa Tengah (1927-1940) dan Piala Latin (1949-1957). Selain itu juga ada CONMEBOL (Amerika Selatan / Latin), CONCACAF (Amerika Utara dan Tengah), CAF (Afrika), AFC (Asia) dan OFC (Oseania).




 
CONCACAF

OFC (Sebelum Australia Pindah ke AFC)

CAF

AFC

Eropa

CONMEBOL 





 dari berbagai sumber.

This Is Why I Never Smoking




Tulisan ini terinspirasi dari pelajaran biologi saya waktu kelas 11 (sedikit curhat). Waktu itu tentang sistem pernafasan. Saya akhirnya mengetahui ternyata sangat kompleks dan rumit sekali sistem pernafasan itu. Dan saya pun berpikir ternyata sangat niat sekali Allah Swt dalam menciptakan manusia (sesungguhnya bagi Allah Swt hal itu sangat mudah). Mengingat tidak hanya sistem pernafasan yang kompleks tetapi juga sistem koordinasi, pencernaan bahkan DNA yang konon dapat menampung informasi lebih banyak dari puluhan ribu buku ensiklopedia tertebal di dunia ini.  Dan ini berdasarkan hal – hal tersebut saya mencoba untuk tidak merusaknya karena belum ada spare part tubuh manusia (mungkin karena susah ditiru).

Kembali pada masalah sistem pernafasan yang rumit itu. Bagian tubuh manusia yang paling penting dalam sistem ini adalah paru – paru. Sejak saya kecil, di sekolah saya sering mendengar bahwa merokok dapat merusak paru – paru. Tapi waktu itu saya masih setengah percaya setengah tidak karena saya sering sekali melihat orang merokok jadi saya pikir tidak apa-apa. Tetapi itu tidak membuat saya langsung mencoba-coba merokok. Ini disebabkan karena memang saya masih belum tertarik dan juga karena saya tidak pernah melihat ayah saya merokok. Kemudian pada masa SMA ini akhirnya mendapatkan bukti meskipun belum cukup kuat bahwa merokok memang benar – benar merusak paru-paru. Inilah buktinya.






















Ini membuktikan bahwa kegiatan merokok memang merusak. Memang menurut perokok hal ini tidak menjadi masalah, begitu juga dengan saya jika saya merokok. Namun yang saya ingin sampaikan disini dimanakah tanggung jawab kita sebagai manusia kepada segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Swt. Bayangkan saja bila teman Anda meminjam sesuatu kepada Anda. Namun pada saat teman Anda mengembalikan barang tersebut, Anda mendapatkan barang itu sudah tidak dalam kondisi semula, katakanlah sudah rusak atau hancur. Pada umumnya orang akan merasa kesal atau bahkan marah bila hal tersebut terjadi. Namun Allah Swt tidak seperti itu. Saya rasa tidak mungkin Allah Swt akan mengeluarkan reaksi yang sama dengan manusia. Tetapi setidaknya kita menghargai dan mensyukuri apa yang sudah diberikan ke kita. Karena memang manusia merupakan tempatnya kesalahan.