Chat Box

2/2/13

Bangsa Yang Dermawan

Tulisan ini merupakan artikel yang saya kirim ke koran SINDO..tapi gagal tembus hehehe..daripada mengendap di harddisk, saya post disini saja. 

selamat membaca :)




Pinjaman dana bantuan sebesar USD 1 Miliar ke IMF menuai pro dan kontra. Pihak yang pro beralasan bantuan yang bersumber dari  cadangan devisa itu tidak akan mempengaruhi perekonomian negara karena cadangan devisa yang  jumlahnya USD 111,5 miliar per Mei 2012 itu tidak akan hilang. Hal tersebut dikarenakan bantuan USD 1 Miliar itu diimplementasikan dalam bentuk pembelian surat berharga IMF. Ada juga yang menulis bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah.

Sedangkan di pihak yang kontra berpendapat bahwa Indonesia yang sebagian besar penduduknya berada di bawah garis kemiskinan tidak pantas membantu negara yang rakyatnya berpenghasilan dan memiliki indeks pembangunan yang lebih tinggi. Selain itu ada juga yang merasa Indonesia tidak perlu menyumbang bantuan ke IMF karena dahulu IMF pernah menyusahkan Indonesia dengan pemberian pinjaman yang kesepakatannya mengandung banyak syarat yang merugikan Indonesia.

Sebagai rakyat Indonesia apa sikap yang seharusnya kita ambil?. Menyetujui pemberian pinjaman ke IMF dengan alasan bahwa lebih baik memberi daripada meminta, atau menolak dengan dalih “buat apa membantu orang yang dahulu menyusahkan kita?”. Tentunya kita harus memutuskan sesuatu dengan pikiran yang jernih dan hati yang lapang. Jangan sampai ada penyesalan karena memutuskan sesuatu dengan emosi apalagi diliputi dendam kesumat.

Jika diminta memberikan keputusan antara menyetujui atau menolak, saya lebih memilih menyetujui pemberian pinjaman. Saya menyetujui karena beberapa hal, yang pertama sumber dana yang berasal dari cadangan devisa tidak hilang, artinya cadangan devisa tidak berkurang. Yang kedua pemerintah tidak memberikan pinjaman dengan bunga nol persen sehingga ada kemungkinan cadangan devisa akan bertambah dari pembayaran bunga tersebut. Dan yang terpenting adalah sikap membantu yang dimiliki Indonesia sangat menaikan kewibawaan bangsa kita di mata dunia.

Bangsa Indonesia suka membantu bukan karena “ada apanya” tetapi karena memang perilaku suka membantu atau tolong menolong merupakan sesuatu yang sebenarnya sudah ada dalam diri bangsa Indonesia. Dengan begini dunia akan tahu bahwa inilah Indonesia, negara yang sudah mandiri dan suka menolong sesama. Tunjukan bahwa kita bukan bangsa yang pelit, kita bangsa besar yang seharusnya menjadi panutan bangsa – bangsa lain. Jika masih saja perhitungan atau ngambek  karena merasa dicurangi di masa lalu, kapan kita akan menjadi bangsa yang dewasa?. Tidak ada batasan kaya atau miskin dalam memberikan bantuan. Yang namanya bantuan pasti akan bermanfaat walaupun bantuan tersebut digunakan untuk menyelamatkan pihak – pihak yang pernah menjerumuskan Indonesia.

Jadikan momen pemberian pinjaman ini sebagai ajang menunjukan identitas bangsa, jangan sampai bangsa kita dicap bangsa yang pelit dan harus selalu diberikan bantuan. Ada yang kesusahan, yaa kita bantu. Tak perlu pusing-pusing mengungkit apa yang telah dilakukan orang kepada kita apa lagi mengaitkan dengan teori konspirasi yang rumit karena orang yang berjiwa besar adalah orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Menambahkan kutipan dari Bung Karno “ We were once a great nation and always will be a great nation !”.


oleh Anjar Suryo

No comments: