Chat Box

4/9/13

Memajukan Pertanian Indonesia


Ini artikel yang saya kirim ke Koran Sindo, dengan keyakinan pasti tembus. Tapi ternyata, alamat emailnya sudah ganti..saya kurang info karena di Purwokerto ga ada Koran Sindo..tapi ga apa-apa yang penting bisa dibaca di sini. hehehehe...

nb:komentar, kritik dan sarannya ditunggu... :P


Sekor pertanian memegang peranan penting dalam kesejahteraan rakyat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada semester I tahun 2012, sektor pertanian menyumbang sekitar 15 % dari keseluruhan Produk Domenstik Bruto (PDB) Indonesia. Sektor pertanian juga menyerap sekitar 41,2 % dari jumlah keseluruhan tenaga kerja per Februari 2012. Selain itu, sektor pertanian merupakan salah satu sumber devisa melalui kegiatan ekspor. Namun, yang terpenting, sektor pertanian merupakan tulang punggung ketahanan pangan Indonesia.

Kondisi pertanian Indonesia saat ini sangat miris. Kita masih mengimpor berbagai komoditas pertanian dari negara lain. Bahkan, untuk komoditas yang di atas kertas bisa terpenuhi oleh   produksi dalam negeri, seperti beras, kita masih impor. Kegiatan impor berpotensi memperbesar defisit neraca perdagangan sehingga berdampak pada turunnya pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, kesejahteraan rakyat yang sebagian besar berkerja di sektor pertanian tidak mengalami peningkatan berarti.

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan sektor pertanian sebagai kekuatan utama dalam mencapai kemakmuran bangsa. Untuk meningkatkan produksi dalam negeri misalnya, Pemerintah bisa membuka lahan pertanian baru dalam jumlah yang besar. Selain itu, bisa juga dengan memanfaatkan lahan marjinal yang terhampar luas di Indonesia. Luas lahan marjinal diperkirakan seluas 126 juta hektar, jauh lebih luas dari lahan pertanian yang sudah ada yaitu sekitar 17,9 juta hektar.

Produksi juga dapat  ditingkatkan dengan merekayasa genetika tanaman. Dengan rekayasa genetika, akan diperoleh varietas yang memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari varietas yang sudah ada sebelumnya. Teknik budidaya juga berpengaruh pada hasil produksi. Contohnya petani padi yang menerapkan teknik System of Rice Intensification (SRI). Dengan metode SRI, produktivitas dapat meningkat 50 %.

Semua itu tidak akan berarti tanpa perhatian penuh dari Pemerintah. Langkah yang diambil Pemerintah dapat berupa kebijakan yang melindungi petani dari kerugian, ketegasan dalam hal perizinan konversi lahan, memberikan bantuan dana penelitian,  memberikan suntikan modal untuk petani, meningkatkan wawasan petani dan mereklamasi lahan-lahan kritis

Masyarakat juga diharapkan untuk tidak menggunakan lahan pertanian untuk kepentingan pribadi atau bisnis semata. Untuk itu diperlukan kesadaran masyarakat akan pentingnya lahan pertanian. 

Jumlah penduduk Indonesia pada saat ini sekitar 240 juta orang. Produksi gabah kering giling (GKG) tahun 2012 sekitar 68 juta ton. Angka tersebut diperoleh dari 13,4 juta hektar luas panen padi dengan produktivitas rata-rata 5,1 ton GKG/ha. Jika rendemen beras sebesar 65%, maka dihasilkan sekitar 44,8 juta ton beras. Konsumsi beras per kapita per tahun sebesar 139 kg (BPS, 2010), maka dengan demikian dalam satu tahun dibutuhkan pasokan beras sebanyak 33,36 juta ton.

Jika setiap tahun laju pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 1,5 % , luas panen dan produktivitas padi tetap, konsumsi beras per kapita per tahun tetap, maka dipastikan pada tahun 2050 Indonesia mengalami krisis beras. Itu baru komoditi beras, bagaimana dengan komoditas lain seperti bawang merah, bawang putih dan kedelai? Itu baru masalah ketahanan pangan, bagaimana dengan kesejahteraan petani? Padahal sebagaian besar penduduk miskin di Indonesia berprofesi sebagai buruh tani. Untuk itu, memajukan sektor pertanian sangat penting. Ini adalah pekerjaan rumah (PR) kita semua.

No comments: