Chat Box

3/6/11

Linux Chronicles : Behind The Scene


Ada diantara kalian yang kenal sama Linux?. Yang sudah kenal atau minimal pernah dengar pasti ngangguk-ngangguk kepala. Tapi bagi yang belum, baca paragraf ini sampai habis. Kebanyakan orang yang belum lama menggunakan komputer hanya tahu kalau sistem operasi (OS) hanya Wind*ws saja. Sekarang saatnya berkenalan dengan Linux. Linux merupakan sistem operasi yang open source dan dikembangkan oleh komunitas. Linux merupakan clone atau tiruan dari OS UNIX yang sangat handal. Apa itu UNIX ? Untuk dapat mengerti UNIX , kita perlu mengetahui sejarah dari UNIX itu sendiri.

Mari kita kembali ke akhir tahun 60an. Pada waktu itu komputer merupakan sebuah mesin yang sangat besar ukurannya, sangat membutuhkan banyak suplai listrik dan sangat berat. Bayangkan sebuah komputer berukuran satu rumah tipe 36 dan memiliki berat belasan sampai beberapa puluh ton. Selain itu untuk menghidupkan komputer diperlukan daya yang besarnya cukup untuk kehidupan orang sekampung. Hal – hal di atas mengakibatkan biaya pembuatan dan operasional sebuah komputer cukup besar. Dan ternyata, komputer yang luar biasa besar – besar itu tidak cuma satu jenis. Banyak tipe – tipe komputer yang tersedia dengan tujuan penggunaan yang berbeda pula. Yang membuat semakin repotnya penggunaan komputer pada waktu itu adalah masalah sistem operasi. Karena komputer pada waktu itu memiliki bermacam-macam “merek” dan tujuan penggunaan berbeda maka setiap komputer harus memiliki sistem operasi yang mendukung pekerjaanya. Dan itu membuat dana yang dikeluarkan dalam menggunakan komputer semakin membengkak. Ini dikarenakan sebuah komputer hanya dapat menggunakan satu jenis sistem operasi. Nah, hal menjadi pemicu pengembangan sebuah sistem operasi yang dapat berjalan diberbagai komputer. Dan akhirnya pada tahun 1969 lahirlah UNIX. Sistem operasi ini dikembangkan oleh team dari AT&T Bell Labs.

Setelah beberapa tahun mengalami sejumlah peningkatan dalam UNIX, akhirnya OS ini dapat dugunakan untuk keperluan selain keperluan dari team AT&T itu sendiri. Banyak perusahaan – perusahaan terkenal yang membuat UNIX versi mereka sendiri. Namun untuk melakukannya harus membayar atau membeli lisensi. Hal ini tidak masalah bagi perusahaan besar. Tapi menjadi masalah bagi mereka yang mempunyai dana terbatas dan ingin merancang sendiri sistem operasinya. Hal ini kemudian mendorong Richard Stallman untuk mendirikan Free Software Foundation (FSF). Stallman merupakan orang yang sangat tidak menyukai software yang tidak menyertakan kode sumber (source code) dari program tersebut. Kode sumber itu sendiri merupakan software yang belum jadi atau belum bisa digunakan. Jadi agar suatu software dapat digunakan, kode sumber ini harus di kompilasi. Dalam sistem operasi Wind*ws hasil dari kompilasi kode sumber adalah program yang dapat dikenal sebagai file yang berekstensi .exe, misalnya winamp.exe. Dengan disertainya kode sumber, suatu software dapat berkembang dan menjadi lebih baik karena bisa dimodifikasi oleh siapapun yang memiliki kode sumber tersebut. Namun banyak pengembang software yang tidak ingin rahasia kehandalan dari programnya diketahui banyak orang sehingga mereka memilih untuk tidak menyertakan kode sumber ini. Dan hal ini lah yang ditentang oleh Stallman.

 UNIX yang merupakan sistem operasi yang tangguh pada saat itu adalah sistem operasi yang tidak Open Source (tidak menyertakan kode sumbernya). Akhirnya Richard Stallman dengan FSF nya melancarkan proyek yang dimanakan GNU yang memilki kepanjangan “GNU's Not Unix”. Tujuan dari proyek ini adalah menciptakan sebuah sistem operasi yang bebas untuk disalin, dibagi-bagikan ke setiap orang dan bebas untuk dimodifikasi oleh siapa pun. Yang terpenting kode sumber dari sistem operasi ini dapat dimodifikasi oleh orang banyak. Namun untuk menjaga agar tidak ada pelanggaran hak cipta karena kebebas yang diberikan, FSF mengeluarkan sebuah lisensi yang dinamakan GPL. Lisensi itu menerangkan bahwa setiap kebebasan yang diberikan seperti bebas meng-copy, memodifikasi dan lain lain berlaku jika program atau software dari hasil modifkasi atau hasil copy-an tersebut tetap disertakan kode sumbernya dan tidak menghilangkan nama pembuat program aslinya. Kemudian gerakan ini dikenal dengan gerakan Open Source. Namun yang harus diperhatikan bebas dalam Open Source ini bukan berarti gratis. Bebas disini berarti bebas untuk merubah kode sumbernya. Tapi jangan khawatir meskipun demikian hanya ada sedikit sofware yang berlisensi GPL yang berbayar. Rata - rata software dibawah naungan proyek GNU bisa diperoleh secara gratis.

 Untuk mendapatkan sistem operasi yang semirip mungkin dengan UNIX tidaklah mudah. Para programmer yang ikut serta dalam proyek GNU ini harus bekerja keras. Dan hasilnya, mereka dapat membuat program – program yang identik di UNIX. Setelah terbentuk program – program yang diperlukan untuk sebuah sistem operasi, GNU memerlukan sebuah kernel yang rela di GPL-kan alias rela untuk dibuka kode sumbernya untuk umum. Sampai tahun 1990 proyek GNU belum mempunyai kernel untuk sistem operasinya. Apa itu kernel? Kernel merupakan inti dari sistem operasi. Kernel menjadi penghubung antara hardware dengan software. Sebuah software tidak akan berguna jika tidak ada kernel. Program – program seperti Corel Draw, Winamp dan game yang anda mainkan “berjalan di atas kernel” . Kembali kemasalah GNU tadi, siapakah yang akhirnya mengisi kekosongan kernel dalam GNU tersebut? Dan jawabanya adalah sebuah kernel yang dinamakan Linux. Bagaimana Linux lahir?. Sudah pasti dengan selamat. Untuk itu kita harus memasuki sejarah Linux.

Pada era awal 1990an, ada seorang mahasiwa yang bernama Linus Torvalds. Hobby Linus adalah mengotak – ngatik komputer. Sebuah hobby yang wajar untuk anak IT. Pada waktu Linus kuliah ada sebuah sistem operasi yang bernama MINIX. Sistem operasi ini merupakan sistem operasi UNIX yang minimalis sehingga dinamakan MINIX (MINimal unIX). Sistem operasi ini dibuat oleh DR.Andrew Tanenbaum. MINIX digunakan oleh Tanembaum untuk mengajarkan mahasiswa mengenai sistem operasi. Dan ternyata Linus tertarik untuk mempelajari sistem operasi tersebut. Tetapi karena MINIX sangat minimalis untuk ukuran sistem operasi sehandal UNIX, Linus merasa tidak puas. Linus kemudian bergabung dengan komunitas MINIX di Internet dan terlibat diskusi – diskusi mengenai MINIX. Selanjutnya Linus yang sedang merancang sistem operasi berdasarkan MINIX, mencoba mencari tahu apa yang diinginkan oleh komunitas dari sistem operasi yang Linus rancang. Bedasarkan umpan balik yang Linus terima dari komunitas, akhirnya Linus menyelesaikan sistem operasi (kernel) yang kemudian dikenal sebagai Linux (Linus's MINIX). Kemudian Linux mendapatkan lisensi GPL dari GNU yang berarti kode sumber kernel Linux dapat diperoleh oleh komunitas. Gabungan antara program – program GNU, program non-GNU dengan kernel Linux menghasilkan sebuah sistem operasi Linux yang kita kenal. Karena terdapat banyak program (terutama GNU) yang dapat digunakan dengan kernel Linux membuat Linux dapat dipaketkan dengan program – program yang berbeda – beda sesuai kebutuhan pengguna. Ada yang ingin Linux khusus Multimedia, ada yang ingin Linux khusus untuk desktop layaknya Wind*ows bahkan ada distro yang sengaja dibuat untuk sebuah negara tertentu misalnya BlankOn yang merupakan distro yang dibuat orang Indonesia. Linux yang dipaketkan secara berbeda-beda ini dinamakan distribusi linux atau akrab disebut distro. Setiap distro memiliki namanya sendiri ada distro Ubuntu, Red Hat, Debian, Slackware dll. Setiap distro memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing. Jadi sebenarnya tidak ada distro yang menggunakan nama Linux saja. Semua distro adalah Linux. Ada juga distro yang merupakan modifikasi dari distro besar yang sudah ada. Contohnya, Ubuntu yang merupakan “anak” dari Debian, ada juga Fedora yang merupakan versi gratis dari Red Hat.  Program – program GNU berkembang dan memperbaharui versi dan kemampuanya. Demikian juga dengan Kernel Linux, yang pada saat tulisan ini dibuat telah mencapai versi 2.6.x.x. Berikut ini merupakan silsilah keluarga Linux dalam bentuk Grafis.
klik untuk perbesar


Demikian pengenalan singkat mengenai Linux. Sebenarnya saya ingin menyelesaikan artikel ini dalam sekali posting. Namun ternyata, akan sangat panjang sekali untuk menuangkan apa yang saya tahu mengenai Linux dalam satu postingan. Dan yang saya tulis baru sejarahnya yang sudah saya ringkas. Namun saya harap bisa melanjutkannya ke part 2 untuk kalian semua.


Dari berbagai sumber dan ditemani oleh lagu dari Michael Jackson.

Sampai Jumpa.

3 comments:

let shout it all said...

Menarik sih linux tapi GUI-nya yang jadi masalah tuh...

Tapi sekarang windows juga udah mulai niru GUI-nya linux...

Life is Fight! said...

masalahnya dimana yor?

KolongLaci said...

calon pakar IT nih