Chat Box

12/6/10

Menanti Bangkitnya Macan Asia (2)

Memasuki era 1980an, Indonesia kembali menunjukan taringnya di Asia dengan menjadi Semifinalis di Asian Games 1986 Seoul dan sekali lagi nyaris lolos ke Piala Dunia. Waktu kualifikasi Piala Dunia 1986 di Mexico, Indonesia dikalahkan oleh Korea Selatan. Namun setahun kemudian Indonesia berhasil meraih emas pada Sea Games 1987 di Jakarta. Empat tahun kemudian Indonesia berhasil meraih kembali medali emas di Sea Games 1991 Manila. Prestasi timnas pada decade 90an ini tidak terlalu mengesankan disertai gagalnya meraih juara pada Piala AFF 1996 dan 1998. Namun pada era ini PSSI membuat suatu terobosan dengan mengirimkan pemain – pemain mudanya ke Italia yang dengan tim Primavera dan tim Bareti. Hasilnya Indonesia mencetak beberapa pemain yang pada era 2000an menjadi Andalan seperti Charis Yulianto, Ponaryo Astaman, Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto ( Pencetak gol terbanyak kedua di Timnas). Selain itu pada tahun 1996 Indonesia untuk pertama kalinya lolos ke Piala Asia dan tidak pernah absen hingga tahun 2007.


Di era 2000an ini Indonesia seakan kering prestasi gelar juara hanya di dapat pada Piala Kemerdekaan 2008 di Jakarta. Tapi perlu dicatat, kemenangan yang diraih merupakan kemenangan WO atas Libya yang tidak mau melanjutkan partai final walaupun telah unggul 1-0 atas timnas. Sementara pada tahun yang sama Vietnam menjadi jawara baru di AFF 2008. Selain itu Vietnam juga menjadi satu – satunya wakil Asia Tenggara yang masuk ke Perempatfinal Piala Asia. Yang lebih menyakitkan adalah kegagalan timnas pada Sea Games 2009 di Laos. Bahkan waktu itu timnas menjadi “kuncen” di babak grup ditambah dikalahkan oleh Laos 2-0 yang sesungguhnya lebih sering dikalahkan oleh timnas di beberapa kesempatan sebelumnya. Lain ceritanya dengan rival sekaligus tetangga timnas Indonesia, Malaysia, justru mereka yang berhasil meraih menggondol medali emasnya. Dan prestasi Malaysia juga tidak mengecewakan pada Asian Games 2010 di Guangzhou. Malaysia berhasil lolos kebabak 16 Besar sebelum akhirnya ditaklukan oleh Iran 1-3. Sementara Indonesia tidak mengirimkan timnasnya.

Sesungguhnya apa yang menyebabkan menurunya prestasi timnas belakangan ini. Banyak yang menilai menurunnya prestasi Indonesia di ajang antar Negara disebabkan oleh beberapa factor. Factor yang pertama adalah kinerja dari organisasi PSSI yang tidak memuaskan. Masyarakat menilai yang kurang prosfesionalnya PSSI dalam mengurus persepakbolaan Indonesia menjadi kendala untuk membentuk timnas yang tangguh. Kemudian factor lainnya adalah pembinaan pemain sepakbola usia dini yang kurang berjalan dengan baik. Seperti yang kita ketahui, untuk mencetak pemain yang berprestasi, perlu adanya pembinaan yang baik bagi calon atlet – atlet di usia yang muda. Tentunya hal ini harus diimbangi dengan kualitas pembina dan sarana prasarana yang memadai. Tidak hanya itu, penting untuk mengadakan kompetisi – kompetisi yang rutin dan berkepanjangan bagi pemain – pemain muda, sehingga nantinya pemain – pemain ini akan terbiasa dengan ketatnya persaingan diberbagai kompetisi. Selanjutnya factor yang terakhir adalah kurang berkualitasnya kompetisi liga dalam negeri. Hampir semua klub di Indonesia lebih mengandalkan tenaga asing yang belum jelas kualitasnya sehingga pemain muda yang berbakat sulit mendapatkan kesempatan bermain.memang kompetisi liga di Indonesia cukup diminati masyarakat namun masih teradapat sikap-sikap anarki dari supporter-supporter klub. Selain itu maraknya suap dan keributan pemain dengan pemain atau pemain dengan wasit kerap terjadi.

Tentunya masyarakat Indonesia tidak hanya diam melihat buruknya prestasi timnas belakangan ini. Mereka mendesak PSSI untuk mengadakan perubahan pada berbagai aspek sepakbola termasuk organisasi induknya (PSSI). Maka diselenggarkanlah Kongres Sepakbola Nasional (KSN) pada 30-31 Maret di Malang. Hal penting yang perlu dicatat dari hasil KSN adalah dimulainya kembali pembinaan pemain di usia dini yang sempat berjalan ditempat. Tentunya pembinaan pemain usia dini yang sekarang lebih difokuskan atau ditingkatan prioritasnya.Dalam kesempatan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan harapannya agar 5 tahun kedepan Indonesia menjadi raksasa di ASEAN, kemudian 5 tahun lagi (kembali) menjadi macan Asia dan 5 tahun berikutnya mampu berbicara di sepakbola dunia. Dengan baru dimulainya pembinaan pemain usia bukan berarti dalam waktu dekat ini target – target yang diinginkan segera tercapai. Diperkirakan butuh 10 sampai 20 tahun lagi untuk menuai panen yang ditanam hari ini. Ini dikarenakan pembinaan pemain usia muda merupakan program jangka panjang. Jadi jika ingin masuk Piala Dunia 2022 atau 2026, pemainnya harus dipersiapkan dari sekarang. Lalu apa yang dilakukan memperpendek ketertinggalan Indonesia dari Negara Asia Tenggara lainnya?. Naturalisasi dan mengirim pemain muda berlatih ke Negara yang maju sepakbola jadi jawabannya. Memang proyek jangka pendek ini menimbulkan pro dan kontra namun hasilnya ternyata tidak mengecewakan. Contohnya, tim SAD Indonesia yang dikirim untuk berlatih dan mengikuti liga di Uruguay. Walaupun pada Pra Piala Asia U-19 gagal, namun pemain – pemain Indonesia ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, apalagi dua orang pemainnya mulai tahun 2011 akan bermain untuk tim Penarol, sebuah tim elit di Uruguay.

Dari proyek naturalisasi hasilnya juga tidak buruk. Meski baru dua orang pemain dari 4 orang namun mereka dapat memberikan perubahan di timnas Indonesia. Buktinya, pada Piala AFF 2010 ini.  pada dua pertandingan awal Irfan Bachdim dan Christian Gonzales berhasil membawa timnas menghajar lawan – lawanya dengan skor yang meyakinkan. Malaysia dengan status juara Sea Games 2009 dan tim yang lolos 16 besar Asian Games di cukur 5-1. Sedangkan Laos tim yang berhasil menahan imbang Thailand 2-2 pada pertandingan pertama dan pernah mengalahkan Indonesia di Sea Games 2009 berhasil dibabat 6-0. Masuknya dua pemain ini juga membuat perubahan permainan tim Indonesia yang biasanya kurang semangat tempur menjadi tim yang haus gol. Semoga saja semangat ini tidak padam pada saat pertandingan melawan Thailand besok (07/12/2010). Ini merupakan langkah awal Indonesia dalam merebut juara AFF dan menjadi titik kebangkitan persepakbolaan Indonesia. Masih ada Sea Games 2011, Piala AFF 2012, Sea Games 2013, Asian Games 2014 dst.

Semoga harapan rakyat Indonesia atas meningkatnya prestasi sepakbola Indonesia menjadi kenyataan. Amin !!!!

No comments: